SindikatRakyat|| Liburan telah tiba hore hore hore...., mungkin itu yang ada di benak sahabat, bahkan diri saya pribadi, ketika menyambut hari libur, atau tanggal merah, atau jatah cuti yang belum digunakan, banyak dari masyarakat perkotaan yang kesehariannya penuh dengan kejenuhan, karena kesibukan dalam beraktifitas, mengejar deadline, mengejar target, sehingga membutuhkan liburan untuk sekedar menenangkan jiwa atau mengembalikan keceriaan, bahkan ada juga yang memanfaatkan liburan untuk memanjakan diri ke tempat perawatan tubuh.
Merencanakan Liburan, tentunya harus dengan kesiapan yang benar benar siap, mulai dari keuangan,tujuan,sampai agenda yang akan dilakukan di tempat liburan, hal tersebut berlaku tentunya bukan hanya jika sahabat hendak melakukan liburan ke luar kota atau luar negri, bahkan liburan ke daerah seputaran tempat tinggal sahabat harus direncanakan, agar tidak menimbulkan kesan yang buruk,dan bisa menciptakan mood yang buruk pula.
Liburan adalah kegiatan yang harus menyenangkan, dan dapat dilakukan dengan keluarga atau dengan sahabat dan kawan satu perkumpulan atau tempat kerja.
Kali ini saya akan mencoba menawarkan kepada sahabat untuk melakukan liburan yang tidak biasa dan tidak banyak yang melakukannya, dan hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan akan ide tersebut, atau ragu karena merasa takut dengan ancaman keamanan, atau tidak memahami jalur atau arah tujuan, namun saya tekankan, apa yang saya tawarkan kepada sahabat, adalah sesuatu yang saya pernah lakukan dan sering saya lakukan.
MENJELAJAH UJUNG PULAU SUMATERA
Ya...melakukan perjalanan menjelah pulau sumatera, sumpah bukan berita hoax atau rekayasa, ini sebuah perjalanan liburan yang sangat menyenangkan, namun bukan ujung pulau sumatera yang di sana terletak pelabuhan Bakahuni, namun ujung pulau sumatera yang terdapat di Provinsi Aceh, dan bisa saya pastikan tidak semua orang pernah pergi kesana.
Perjalanan Diawali dari Kota Medan dan akan menempuh jarak kurang lebih 6 jam perjalanan menuju kota Lhoksumawe Aceh Utara, di kota ini sahabat bisa sekedar berhenti untuk sholat di Masjid Agung yang terletak di pintu masuk kota, atau sekedar mengisi perut yang lapar atau sekedar meneguk kopi untuk menghilangkan letih selama perjalanan darat, selanjutnya sahabat bisa singgah di kota matang, dan menikmati sate matang khas Aceh, dimana Sate di bakar dan disajikan dengan kuah kacang namun disajikan bersama kuah sop yang terdapat potongan daging dan lemak sapi serta sepiring nasi putih.
Jika Sahabat melakukan perjalanan darat pada pagi hari, maka sahabat berkesempatan untuk sekedar mandi dan menikmati dinginnya air di Bate Iilek di Samalanga Kabupaten Bireun, selanjutnya sahabat juga bisa menikmati panganan khas Aceh yang bernama Kue Ade di daerah Merdu, dan sekedar menikmati kopi Aceh di pegunungan Seulimuem, serta menikmati selai srikaya khas Aceh di Samahani dan kemudian sahabat melanjutkan perjalanan memasuki kota Banda Aceh.
Sebelum memasuki kota Banda Aceh, sahabat akan di sambut sebuah Pesawat Jet di daerah aneuk galung, yang merupakan pertanda dan bukti sejarah kedirgantaraan putra aceh yang menjadi pilot pesawat tempur, selanjutnya Sahabat akan segera memasuki Kuta Raja atau Banda Aceh, yang merupakan Ibu Kota Provinsi Nanggroe Aceh Darusallam.
Di Kuta Raja/Banda Aceh, Sahabat bisa menuju daerah peunayoung, yang merupakan salah satu denyut nadi kota Banda Aceh dikarenakan disana terdapat pasar dan penginapan, sebagai saran, Sahabat bisa menuju Hotel Palembang jika mau mendapatkan harga yang murah meriah, atau Hotel Parapat, dan Hotel Medan, namun satu hal yang harus Sahabat ingat, jika pergi ke Aceh dengan wanita yang bukan Muhrim maka tidak akan bisa memesan satu kamar hotel.
Sekedar Informasi, harga penginapan di daerah peunayong dimulai dari harga Rp.70.000,- s/d Rp.150.000, atau jika Sahabat memiliki budget yang agak berlebih Sahabat bisa memilih Hotel Diana, Madinah, Sultan, bahkan Hermes Hotel, penginapan termasuk gampang untuk mencarinya, Sahabat bisa mencarinya melaui berbagai web liburan, selama dikota Banda Aceh, saya menyarankan Sahabat menikmati Mie Aceh Rajali di daerah Peunayong, atau menikmati kopi di daerah Simp Surabaya, atau ke Kedai Kopi Solong.
Sahabat juga bisa menikmati suasana perkampungan Nelayan di daerah Lampulo, dan mengunjungi situs Tsunami 2004 dimana sebuah rumah hancur dan terdapat kapal nelayan diatasnya, untuk mengunjungi tempat tersebut sama sekali tidak dipungut biaya, dan Sahabat akan disambut hangat serta di jelaskan prihal kejadian Tsunami oleh warga setempat.
Makam Syah Kuala, juga bisa menjadi tujuan destinasi selanjutnya, Syiah Kuala atau Abdul Rauf Assingkili merupakan ulama besar dan Mufti Kesultanan Aceh, lokasi makam terletak tidak tauh dari Lampulo, dan terletak di pinggir pantai, dimana kompleks makam tidak hilang ditelan Tsunami 2004, dimana salah satu titik awal Tsunami dimulai dari sana, Sahabat juga bisa mengunjungi Alue Naga, yang juga terletak tidak jauh dari Makam Syiah Kuala,yang merupakan tempat tinggal dari anak angkat Christianno Ronaldo atau CR7.
Jika Sahabat datang pada akhir Tahun, maka sahabat akan disambut dengan tingginya gelombang di samping kompleks makam, dan akan menjadi hamparan pantai ketika Sahabat datang tidak di akhir tahun, masyarakat disana biasanya melakukan aktivitas olahraga dan bermain, selanjutnya Sahabat juga bisa mengunjungi Makam Tengku Di Anjong (AL Qutb Sayyid Abu Bakar Bin Husain Ballfaqih) yang merupakan seorang keturunan Rasulullah SAW, makam beliau terletak di Gampong Jawa, dan merupakan saksi bisu dan keajaiban pada saat TSUNAMI Aceh 2004 terjadi.
Selanjutnya Sahabat bisa mengunjungi Masjid Raya Aceh, yang saat ini telah dipugar dan dipasangi payung seperti di Masjid Nabawi, Sahabat bisa meneruskan perjalanan menuju Musium Tsunami Aceh, untuk sekedar mengetahui dasyatnya TSUNAMI 2004, dan bisa mengunjungi pemakaman Belanda yang bernama Kherkof di belakang Musium Tsunami, serta melihat Pesawat Dakota Seulawah 001 di Lapangan Blangpadang, tepatnya di depan Musium Tsunami Aceh, dimana pesawat ini menjadi saksi sejarah peran rakyat Aceh membantu Pemerintah RI dalam meraih kemerdekaan.
Kapal PLTD apung, yang bersandar di Punge bisa menjadi destinasi selanjutnya, lokasinya tidak jauh dari Museum Tsunami, serta sahabat bisa melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan UlleLhe dan melihat situs Tsunami 2004 yang berupa rumah rumah hancur yang telah ditinggalkan oleh penduduk, sekedar informasi, jika hendak ke Sabang/Pulau Weh, pelabuhan Ulle yang menjadi titik awal keberangkatan, dan Sahabat bisa mengakhiri perjalanan di Kota Banda Aceh dengan menuju Ujung Pancu, yang merupakan ujung dari pulau Sumatera di bagian barat, sahabat bisa berkemah di lokasi ini.
Puas menjelajahi Kota Banda Aceh, Sahabat bisa meneruskan perjalan menuju destinasi Pantai yang bernama Lampuuk,dimana Sahabat akan disajikan pemandangan pasir putih dan birunya laut, lanjut menuju ke Kota Melaboh di aceh Barat, perjalanan dari Banda Aceh menuju Aceh Barat kurang lebih 8 jam perjalan normal, namun sahabat dapat menikmati hamparan pemandangan alam yang sangat indah, sepanjang perjalanan Sahabat akan disuguhi pemandangan alam berupa laut dan pegunungan.
Sesampainya di Melaboh Sahabat bisa sekedar melepas penat untuk melanjutkan perjalanan menuju kota Tapak Tuan, dan bermalam di sebuah lokasi yang indah tepatnya Desa Ie Dingin,yang terletak sebelum Kota Tapak Tuan, disana terdapat satu tempat peristirahatan, yang terletak di pinggir pantai, dan memiliki kamar mandi serta Musholla, urusan tidur bisa di warung dengan meminta izin tentunya, dan nikmati indahnya Matahari Pagi.
Perjalanan dilanjutkan menuju ke Kota Tapak Tuan, kota ini merupakan salah satu daerah yang tidak terdampak Tsunami 2004, sekalipun keberadaan kota ini terletak di pinggir Samudra Hindia, lalu Sahabat bisa mengunjungi situs Tapak Tuan yang terletak tidak jauh dari Kota Tapak Tuan, disana terdapat bekas kaki Tuan Tapa yang ukurannya sangat besar, layaknya telapak kaki raksasa, konon menurut warga, jika air laut surut akan terlihat jubah dan tongkat Tuan Tapa di laut.
Setelah dari Kota Tapak Tuan, perjalanan dilanjutkan menuju Subussallam, pemandangan akan segera berganti dan hanya menampilkan pegunungan serta perkampungan warga, sebelum menuju Kota Subussallam, saya menyarankan Sahabat mengisi BBM di Kota Fajar, sebab Stasiun Pengisian Bahan Bakar akan sulit didapatkan, perjalanan menuju Subussallam akan melewati daerah pegunungan yang terjal namun indah, baik malam maupun ketika matahari terbit, salah satu daerah pegunungan itu bernama Gunung Kapur, dimana banyak terdapat truck besar yang tidak jarang harus ditarik dan dibantu oleh truck lainnya untuk ,melewati tanjakan demi tanjakan yang sangat tinggi.
Sesampainya di Kota Subussallam Sahabat bisa melepas penat, makan, serta mandi, di sebuah warung makan yang bernama Awak Awai, lokasinya di tengah Kota Subbussallam dan menjadi lokasi favorit, memasuki daerah Subussallam Sahabat tidak lagi mendengar logat khas Aceh, karena bahasa mereka berbeda dengan orang orang Aceh yang berada mulai dari Tamiang hingga ke Meulaboh, di Kota Tapak Tuan menggunakan bahasa Jamee yang identik dengan bahasa Minang.
Dari Subussallam Sahabat bisa meneruskan perjalanan menuju Singkil, dan bisa meneruskan ke Pulau Banyak, atau langsung menuju ke Provinsi Sumatera Utara, namun perlu Sahabat waspadai, jalan setelah keluar dari Provinsi Aceh menuju Provinsi Sumatera Utara, terdapat jalan rusak dan berkelok kelok, namun setelah melewati jalan rusak dan berkelok di Provinsi Sumatera Utara, Sahabat akan menuju daerah Merek Tanah Karo, yang kembali akan menyuguhkan pemandangan khas pegunungan yang indah.
Di Merek Sahabat bisa singgah di Simalem Resort,Namun dikenakan biaya masuk, disana Sahabat akan disajikan dengan pemandangan Indah Danau Toba, puas menikmati Simalem Resort, lanjut menuju Kota Berastagi jika ingin kembali ke kota Medan atau Lanjut Ke Parapat via Kabanjahe jika ingin menuju Danau Toba dan meneruskan perjalan ke tempat lainnya.
Kalau saya langsung menuju kota Berastagi, dan menuju tempat pemandian Air Panas yang bernama Debug Debug, serta bermalam untuk keesokan harinya langsung menuju kota Medan dan melanjutkan aktifitas keseharian.
Bagaimana Sahabat tertarik melakukan perjalanan Liburan dengan Tema Menjelajah Ujung Pulau Sumatera, jangan lupa siapkan fisik dan tentunya keuangan, serta berbusana Muslim bagi wanita dan sopan bagi pria, yang perlu di ingat perjalanan ini hanya bisa dinikmati dengan menggunakan Mobil ataupun Sepeda Motor, atau dengan menyewa mobil travel, jika menggunakan angkutan umum akan sangat sulit untuk mengunjungi tempat tempat wisata di atas.
Biaya Bahan Bakar
